Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Jumat, 30 September 2011

Temui Aku

saat ini aku sedang duduk-duduk di beranda
mencoba menulis cerita
memandangi deretan aksara yang menahan haru
menatapi aku yang sibuk menahan air mataku

sebentar, biar kutahan napas dulu
karena jika tidak, yang berkerumun di sudut mata ini pasti akan jatuh
sebentar lagi

ini yang sulit dari bercerita padamu
lebih mudah bagiku memilih diksi untuk puisi
atau mengacak-acak kata untuk sajak

nah, kau lihat bukan?
sudah sepanjang ini dan aku masih mengulur waktu
menunda-nunda cerita yang hendak kubagi padamu

kata-kata itu kubariskan di dinding bibir, bukan di jemari
karenanya sulit kutulis, lebih mudah kukatakan, mungkin

nah, bagaimana kalau kautemui aku saja?

temukan sendiri apa yang kusimpan berjuntai
ke relung-relung geraham, di antara lidah dan geligi

tempat yang biasa kaujelajahi dengan lidahmu
mencari jawaban yang kusembunyi dalam bisuku

tempat yang sama
kaukaramkan ocehan-ocehanku bilaku terlalu banyak bicara

atau sebenarnya hanya itu
yang ingin kusampaikan padamu
temui aku

ini adalah tentang cinta

ini adalah tentang cinta

bahwa jika sekarang, esok atau kapanpun
kita menangis bersamaan
setelah saling melukai perasaan

aku, akan menghapus air matamu lebih dulu
bukan milikku

aku, akan menenang-tenangkan risaumu
bukan gelisahku

aku, akan meminta maaf sekaligus memaafkanmu
sebelum kau minta; sebelum kau tahu

delapan – sebab aku mencintaimu ..

sebab aku mencintaimu…

api:
aku tahu, terbakar ialah resiko yang harus kuambil
dan jikapun harus mengabu, sedikitpun aku tak ragu

air:
biarkan saja aku kuyup sampai letih
sampai napasku menjelma gelembung udara
tenggelamkan aku!

angin:
peluk sajalah aku, hingga tulang-belulang sempurna dingin
kelak pada biru-biru bibirku, beku-kekallah kecupanmu

tanah:
kumakamkan cinta diam-diamku dalam dirimu
kutanamkan dalam-dalam di hatimu

sebab aku mencintaimu…

langit:
aku belajar terbang tanpa sayap
begitu inginnya aku, memberimu sekadar satu pelukan

rembulan:
sesabit lengkung senyummu, purnama bagiku
sedikit cinta darimu, lebih dari cukup

matahari:
aku menjelma embun yang menanti kecupanmu pada pagi
menjadi cakrawala tempat pulangmu kala senja

bintang:
aku tak pernah suka hujan
kau telah cukup jauh untuk kusentuh
aku tak butuh lagi apapun yang meniadakan pandangku padamu

gerimis sebentar mampir

di tepian jendela siang kemarau panjang
gerimis sebentar mampir

kurasa, awan tak punya banyak kesedihan
untuk menjadikan hujan lama-lama hadir

saat ia beranjak pulang ke langit
aku baru saja hendak berbagi resah

gerimis siang ini, terlampaulah tergesa

bahkan, rerumputan belum lagi
: sempat basah

tapi, mata – mataku
: sudah basah ..

KITA


saat kenangan merajai dimensi hati
aat harapan menjadi penghambaan
saat asa, menyusup di balik hela perjuangan
saat angan kosong merasuku tiap desah nafas
dan saaat perpisahan menjadi keharusan

sebenanya bukan itu yang ku mau
tapi semua adalahperjalanan sebuah mimpi, harapan, masa depan dan takdir

sahabat, suka, duka, tawa,curiga, cemburu dan cinta
selaksana embunpenegar iwa
meskiharus meninggalkan butiran bening disudut mata ini

perpisahan bukan keinginan tapi keharusan
Keharusan menjadi lebih baik
Keharsan mencapai sukses
Dan keharusan meniti rasa kehidupan

Dan jika suatu saat kitasemua tlah hidup masing masing
Ingatlah masa ini
Masa masa terindah bagiku, kamu, dia dan mereka 

For All my friend, Angkatan 2010/2011