Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kamis, 23 Juni 2011

Makna Cinta Ada Pada Kegetirannya



Ada yang tersisa dalam dada, ketika cinta itu pergi. Sebuah jejak tentang hari kemarin. Entah berupa senyum kebahagiaan, pun pula berupa air mata. Ada ragam kisah tentang cinta. Entah ketika memulainya, menjalaninya, maupun ketika harus meninggalkannya. Namun yang pasti, tentang akhir pada setiap akhir cinta selalu ada duka.

Sebagian dari kita menyadari dan bahkan mengalami peristiwa itu. Sedikit dari kita mengalaminya sebagai momen yang menyenangkan, dan (namun) sebagian besar mengalaminya sebagai momen yang menyakitkan.

Mereka yang berbahagia akan mengatakan bahwa ‘ sekarang, aku bebas ‘. Mereka tidak lagi terbelenggu oleh cinta yang mungkin menurut mereka sebagai beban dan pengalaman menyakitkan. Mereka telah menemukan itu, ketika mereka harus pergi dari pasangan mereka.

Namun, jika disadari sungguh, sejatinya cinta tidak harus lari dari kenyataan. Vita et militia. Hidup adalah perjuangan. Itu artinya kita harus berhadapan dengan ragam polemic kehidupan. Tak ada satu pribadi pun yang bisa mengelaknya. Jika bukan sekarang maka ia akan mengalaminya esok hari. Jika bukan sekarang, maka masih ada hari esok. Setiap kita hanya dibekali dengan kesabaran dan keikhlasan untuk menerima dan menghadapinya. Kapan momen itu menghampiri kita.

Cinta adalah cinta. Cinta tidak pernah membawa manusia kepada kebebasan. Sebab semakin kita mengalami cinta dalam relasi, kita semakin suluk dalam kehidupan manusiawi manusia. Kita semakin ditantang untuk menerima tantangan-tantangan. Kita semakin ditempa oleh problema-problema kehidupan yang sesungguhnya adalah kompleks.

Mereka yang sakit karena cinta, sejatinya adalah pribadi yang empunya cinta. Mereka mengalami kegetiran itu. Mereka mengalami ketakberdayaan. Lantas kemudian bangkit untuk berbenah diri. Menemukan alternatif-alternatif perubahan, agar cinta yang hendak dibangun kembali, tidak untuk kedua kalinya jatuh sakit.

Untuk mengalami cinta yang sesungguhnya kita harus tewas dalam peristiwa kehidupan. Agar kita tahu bahwa sejatinya cinta selalu berjalan bersandingan dengan derita. Semakin jauh kita berlangkah atas nama cinta, semakin banyak kita menemukan tantangan dan halangan yang merintanginya. Di sinilah letaknya martabat cinta.

Cinta. Dia sesungguhnya bukan kebebasan. Tetapi merupakan jalan yang menuntun kita menuju kebebasan sejati. Cintalah yang membangun relasi. Cintalah yang menjumpakan kita dengan tantangan-tantangan. Cinta pulalah yang mengajarkan kita bagaimana mengurai benang kusut kehidupan ini.

Cinta. Dia adalah wadah yang menempa hidup kita agar kian hari kian matang dan dewasa. Kian hari kian menemukan diri. Tanpa mengalami kepedihan dan kegetiran cinta, niscaya anak manusia tidak menemukan makna keberadaannya dalam dunia.

0 komentar:

Posting Komentar