Jumat, 04 Maret 2011
Ketika Siang dan Malam menjadi Puisi
Kutengadahkan diri memahami cahaya dan kegagalan
seperti pendoa dan pendosamenghadap ke timurmu
langit dan waktu tiada sungkan menggugah
ragaku yang menggelepar diantara ikan-ikan zaman
siap ke lautmu sebelum hidup semakin asin
karena kenyataan adalah rasa yang tawar ini
liku-liku rindu dan angin telah menghukum perasaanku
berjalan di negri terang bagai serigala ketakutan
berjalan di negri gelap mataku menyala
bagai mata kucing penuh cinta
mawas pada setiap tentara khianat
dan kilatan nasib
ketika siang dan malam menjadi puisi
aku adalah penyair yang tak lelah
mencarimu di selubung rahasia
ada tasbih semesta dan suara doa
dari kedalamam jiwaku yang pedih
menikmati deru
mendengar irama nafasku
mengejar khayalanku
yang padahal termaktub di batu-batu
ketika siang dan malam menjadi puisi
aku tersungkur dalam kesunyian yang remuk
menanam bintang di batin
memadukan niat matahari dan bulan yang teguh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar