Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Selasa, 26 April 2011

Good Life


Hidup yang baik itu adalah hidup yang adil pada orang lain, mencintai keramahan, dan dengan lembut dan rendah hati mengikuti tuntunan Tuhan dalam misteri kehidupan.

OK, panjang, formal, dan filosofis banget ya?

Saya juga sama dengan semua orang, selalu berusaha agar hidup saya semakin hari semakin baik.

Dan saya juga bisa frustrasi kalau merasa hidup saya tidak maju. Tidak ada perkembangan. Membosankan.

Saya berusaha melakukan macam-macam. Mencoba berbagai pendekatan. Trik. Ide.

Tapi kesimpulan saya hari ini, hidup ini misterius.

Dan justru dari misteri ini, kita bisa mendapatkan kepuasan hidup yang sesungguhnya. Karena I will never figure it out. Begitu saya pikir saya mengerti apa makna hidup, hidup itu berubah. Dan pengertian saya tidak lagi memadai.

Itulah sebab nya hidup ini selalu baru. Menuntut pengertian baru. Menuntut perubahan baru dalam diri kita. Menuntut transformasi diri setiap hari.

Jadi, apa pegangan kita kalau semua ini berubah-ubah?

Saya mengusulkan tiga rules of thumb. Tiga pegangan praktis.

Pertama, kita harus berusaha adil kepada semua orang. Adil artinya menjalankan hak dan kwajiban dengan pas. Kita berusaha memberikan hak pada orang yang berhak. Kita menunaikan kewajiban kita pada orang lain.

Entah mengapa, ada rasa puas mendalam saat kita bisa memberikan orang lain apa yang menjadi hak nya. Saat kita melihat seseorang menikmati sepenuhnya apa yang menjadi haknya. Pada saat orang ikhlas dan bersyukur boleh menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.

Karena tragedi manusia diawali dari tidak menikmati apa yang menjadi haknya, dan sebaliknya berusaha menikmati apa yang bukan hak nya.

Saat orang berusaha melarikan diri dari kewajibannya, dan justru membebani diri secara terpaksa penuh stress dengan hal-hal yang sebenarnya bukan kewajibannya.

Kedua, kebaikan hati. Kindness. Keramahan pada orang lain.

Ini sangat sederhana, tapi herannya saya sadar belakangan. Kita harus senang melakukan kebaikan hati. Tidak perlu ditrigger oleh kebaikan orang lain. Kebaikan hati itu harus menjadi karakter. Otomatis.

Kita melakukannya bukan karena harus, timbal balik, atau kontrak. It goes beyond justice. Kita melakukan pada saat kita tidak harus. Kita melakukan karena kita suka.

Kita semua kan punya hobby? Kita tambahkan kindness sebagai hobby kita.

Ketiga, kita ikut saja kemana saja Tuhan membawa hidup kita.

Marco itu senang jalan-jalan. Kalau saya ajak pergi liburan ke luar kota misalnya, dia semangat sekali. Saya perhatikan sebenarnya dia had no ideas kita bakal ke mana, bakal terjadi apa, bakal lihat apa, bakal tidur gimana, bakal makan apa. Tapi dia excited saja, tahu bahwa saya pasti akan berusaha memberikan yang terbaik. Melindunginya. Memberikan kebutuhannya tepat waktu.

Kita juga perlu begitu. Karena saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, saya tidak perlu menghabiskan energi saya untuk meramal-ramal. Saya cukup percaya bahwa Tuhan yang memberikan yang terbaik. Melindungi kita. Memberikan semua kebutuhan kita tepat waktu.

Sehingga kehidupan ini tetap menjanjikan excitement yang misterius. Surprises. Tiap hari.

Ada seorang atheis bernama Richard Dawkins, menulis buku dengan judul keren sekali: The greatest show on earth. Maksud awal dia menulis buku ini adalah untuk mengolok-olok orang yang percaya Tuhan, dengan memperlihatkan kehebatan teori evolusi.

Tapi yang terjadi pada saya itu setelah membaca buku itu justru sebaliknya. Saya terpesona dengan Pencipta dari the greatest show on earth. Dari buku itu justru saya sadar bahwa saya ternyata adalah bagian dari the greatest show on the universe. Jadi saya berhenti untuk merumuskan apa yang saya mau dalam hidup. Saya menyerah. It is going to limit me.

Minta, instead, Sang Sutradara Agung untuk memperlihatkan the greatest show on earth dan how I can play my part in it.

Sepanjang kita berjalan dengan rendah hati, mengikuti tuntunanNya. Tuntunan itu artinya kita berjalan dengan kaki sendiri melalui misteri kehidupan, tapi dengan tangan kita berpegang erat pada Ia yang menuntun dan membimbing kita.

Jadi setiap hari kita perlu mentransformasi diri kita agar semakin adil pada orang lain, semakin mencintai kebaikan hati, dan belajar berjalan mengikuti tuntutanNya.

Maka kita akan beroleh hidup yang baik. Good life.

0 komentar:

Posting Komentar