Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Rabu, 13 Juli 2011

Mencintaimu Dalam Ramai


Bila rasa sudah bicara

Sungguh akan sulit membungkam jiwa

Ia bergejolak.. hingga berpendar sejuta

Bahkan lebih dr milyaran warna

Bagaimanakan mencintai dalam hening?

Sedangkan kala cinta bangkit

Dibangkitkan pula banyak rasa dalamdiri kita

Bahagia yang menjerit

Karena tersentuhnya lantai hati nan terdalam

Oleh keindahannya

Sedih yang menggigit

Karena belumlah waktu berkata silahkan kau temuinya’

Dan mesti menunggu lagi masa

Bagi takdir tuk menghalalkan segalanya

Benci yang pahit

Karena mencintai seorang baik,

Maka mesti membenci apa yang buruk

Meskipun pernah kita begitu menyukai keburukan itu

Karena mencintai apa yang indah

Maka sekaligus harus membenci ketidak-indahan

Meskipun dulu kita melakoninya sepenuh hati

Duhai..

Bagaimanakah mencintai dalam hening itu..?

Bahkan semulia Khadijah pun

Tak sanggup menenangkan rasanya

Kala kekaguman pada keshalihan Muhammad

Menerpa kesucian rasa yang sangat terjaga

Hingga Bunda Kaum Beriman itu mengajukan permintaannya.. atas cinta

Bagaimanakah mencintai dalam hening itu..?

Sedangkan kecemburuan ‘Aisyah diungkapkan lugas

Meski tak sanggup meluruh cinta Sang Nabi

Pada cinta pertamanya

Bagaimanakah mencintai dalam hening itu..?

Sedangkan begitu dekatnya wanita, ‘sang tulang rusuk’ itu

Dengan telinga lelakinya

Hanya tiga jengkal saja

Hingga desirannya menguat tajam pada radar rasanya

Kesucian cinta

Belum tentu terjaga dalam hening

Bila pedih memerahkan setiap sudut hati

Hingga sedih terbenam dalam

Lalu menangis sepanjang malam

Kesucian cinta

Belum tentu terjaga

Dengan diam tanpa meminta

Dengan bungkam tanpa bicara

Lalu tenggelam pada merana berkepanjangan

Mencintailah dalam keramaian

Biarkan cinta itu ceria menghiasi hatimu

Bukannya malah memuram durjakan bongkahan rasamu

Mencintailah dalam keramaian

Hingga syaithan tak perlu berani

Menyerang pada jengkal sunyi

Karena melihat hatimu

Berlari bersendiri

Namun pergilah meminta seseorang

Demi menemani tarian hidupmu

Mencintailah dalam ramai

Karena dalam hening..

Kebanyakan penuh hayalan

Angan yang berkepanjangan

Aku ingin mencintai dalam keramaian

Tak bolehkah..?

Sedangkan Allaah ciptakan semesta

Dengan segala bunyi-bunyiannya

Allaah pula meramaikan malam

Meski IA tahu

Kita butuh ketenangan

Sedangkan Allaah meminta qur’an

Dibacakan dengan merdu

Karena keramaian

Adalah kawan bagi kesepian

Dan kesepian itu

Adalah pintu bagi kesengsaraan

Dari pada mata perih menahan sedih

Lalu dengki dan iri memenuhi hati

Lebih baik kusampaikan pada ibuku

Agar dia sanggup basuh perihku

Kukatakan pada bapakku

Agar beliau bisa arahkanku

Lebih baik aku menangis tersedu di atas sajadah

Riuh rendah dalam isak

Dari pada aku diam dalam hening

Duhai, tak sanggupku

Mencintai dalam hening

Atau adakah keheningan kita berbeda..??

Entahlah..

Karena aku tak ingin hening

Melainkan ramai dalam mencinta

Malu..??

Sungguh, akan lebih memalukan

Jika tak pandai menjaga hati

Dalam keheningan

Hai Cinta.. dalam ramai ku menyapa..

Dan dengan senyum.. selebar aku bisa..

^____________________^

*Dalam hening.. atau dalam ramai.. cinta selalu datang.. sekuat apapun kita bertahan.. cinta kan sanggup menembusnya.. fitrah tak dapat ditolak.. kebutuhan tak dapat di nafikkan.. Dalam heningkah pilihanmu.. dalam ramaikah pilihanku.. mari menjaga setiap keindahannya.. tanpa terluka*

0 komentar:

Posting Komentar